Monday, January 19, 2009

Kangen Sama Ibu

Cahaya lampu teplok bergoyang menyinari pojok rumah bambu

Terdengar dzikir lembut mengiringi maghrib

Dzikir gayung bersambut bersamaan nyanyian jangkrik

Subhanallah…

krik..krik…

subhanallah



Sosok separuh baya memakai mukena putih bersujud

Lirih, begitu pelan, terdengar begitu pasti, lantunan kata yang terjiwai

Sembari berirama isak tangis yang kecil memecah doa-doa dalam sujud


Mendadak terdengar penutup kata…

Anakku…demimu aku pertaruhkan kerja dan doaku hanya untuk kesuksesanmu

Bukan untuk khianati tuhanmu, apalagi mencampakkan ku…

Aku tak mengharap upah atas asuhanku pada mu,

Bahkan imbalan atau bunga atas harta yang kuberikan,

Tak jua kuberharap kaukembalikan seluruh harta untuk biaya-biaya hidupmu

Semua adalah bakti dari ibu untukmu

Titah tuhan terjelma dalam sanubariku


Tangan jadi sayap

Menerbangi kehidupan untuk menghidupimu

Kaki beralas pelana

Biar lari tak menginjak duri

Biar panas terjinakkan

Mataku bercahaya elang

Selalu terjaga disaat kau tak kuasa melihat dunia dengan renyah

Hati adalah salju

Biar hati selalu berdoa walau kau memarahiku

Tulusku tiada berbatas

Cengkeraman merindukan buah hati di perantauan

Tak saja mimpi menjadi mimpi

Doamu begitu nyaring dalam nafas cita-citaku

Ibu..

Peluklah aku dari kejauhan

Dekap aku biar kembali ke masa lalu

Masa lalu yang indah,

Yang tak berpikir arti dunia

Yang terbebas dari perintah atasan

Yang menangis bukan alasan dipecat dari jabatan

Yang tak selalu mengabdi untuk mendapati cinta

Ibu, kaulah cinta dari cinta

Peringkatmu setaraf dibawah tuhanku

Tuhan, masukkan ibu pada surgamu tanpa hisab

2 comments:

ZoehRieya said...

Ditambah lagunya Iwan Fals, Pak..
"Ibu.."

Fitriani Abdurrazaq said...

Subhaanallah, indah sekali.