Tarawih kedua, saya ingin menguraikan manfaat
silaturahim. Di ramadhan kedua ini, kebetulan di rumah ada acara rutinan Jamaah
Waqiah sehingga tarawih keluarga dilakukan di rumah sendiri. Rutinan Jamaah
Waqiah diikuti dari kalangan muda IKA-PMII yang kebanyakan dari alumni UIN
Maliki Malang, namun sebagian yang hadir ada juga sahabat-sahabat dari
komisariat, KOPRI, rayon dan sahabat-sahabat yang baru saja usai dari
kepengurusan komisariat dan rayon.
Rutinan Jamaah Waqiah sudah berjalan tiga tahun. Setiap tahun
kami usahakan agar selalu ada anggota yang ikut berpartisipasi. Jenjang partisipasi
ini bersifat sukarela dan ada yang berinisiatif meningkatkan intensitas
partisipasi dengan cara arisan.
Jamaah Waqiah ini menjadi ajang silaturahim diantara
kader-kader alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia agar tetap terjalin
semangat persaudaraan. Dalam pengamatan saya hubungan positif antar kami begitu
kental dan penuh keakraban. Di antara para alumni ini memang sebagian ada yang bekerja
sebagai Dosen di UIN Maliki Malang. Ada yang pengangkatannya sejak tahun 2004
dan ada yang baru pengangkatan 2010. Jamaah Waqiah telah mengilhami semangat
persaudaraan sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra. : Bahwa Rasulullah saw. Bersabda : “Janganlah kamu saling
membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak
menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari”
Kami bertemu dan saling mengenali. Hubungan ini begitu
kohesif karena jamaah ini bersifat kekeluargaan. Setiap anggota jamaah biasanya
datang sekeluarga. Jika yang laki-laki IKAPMII dan perempuannya tidak aktif
atau sebaliknya, dengan Jamaah Waqiah, ini kita mengenali mereka dalam formula
keluarga utuh. Tidak hanya itu, anak-anak dari mereka pun juga bertemu dengan
anak-anak yang lain karena kami sangat welcome dengan anak-anak. Begitu
juga bagi yang manten anyar, mereka percaya diri datang bersama pasangan
barunya. Kami pun saling mengenal. Tidak hanya itu, bagi yang masih pre-marital
relation (calon), terkadang juga datang di Jamaah Waqiah. Syahdan kami
terbentuk menjadi identitas kelompok dengan semangat kekeluargaan. Jamaah
Waqiah ini bisa juga diartikan sebagai pelepasan rasa kangen dan memupuk hubungan
emosional dalam semangat kekeluargaan. Kami seolah menjadi saudara serantau yang
menggambarkan bagian dari hidupnya persaudaraan baru sebagai bagian dari
masyarakat urban.
Selain manfaat penguatan identitas kelompok dan memupuk
hubungan emosional kohesif, Jamaah Waqiah juga menjadi wadah lapangnya rezeki
dan tumpahan berbagai kebahagiaan.
Dari kekuataan doa Waqiah yang kami bacakan tidak melebihi
30 menit setiap kami berkumpul, dan InsyaAllah merupakan bagian dari doa yang
mustajab, dari keluarga Jamaah Waqiah ini selama tiga tahun berjalan, 7 anggota
Jamaah Waqiah telah diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di sejumlah PTAIN dan
guru. Seolah Jamaah Waqiah yang kami maknai sebagai ajang silaturrahim memperkuat
matarantai kemudahan rezeki di antara anggotanya seperti spirit yang dapat
diambil dari hadits nabi berikut ;
Hadis riwayat Anas
bin Malik ra., ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah saw. Bersabda :
Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan
usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi).
Sebagai media berkumpul, kekuatan doa bersama bak
menjadi spirit bagi kelancaran rezeki anggota jamaah. Di luar itu, masih banyak
inisiatif dan cita-cita anggota yang belum tercapai, dan ini selalu menjadi
bagian dari spirit doa yang dimunajatkan bersama. Ada juga yang proyeknya
lancar, ada yang ada tambahan pekerjaan atau limpahan pekerjaan.
Selain dari itu, silaturahim yang dimaknai pada setiap
temu jamaah waqiah menjadi media berjejaring untuk saling mengenalkan produk usaha
dari kreasi masing-masing jamaah. Jejaring ini dalam bentuk pengenalan usaha rintisan
atau usaha yang sudah berjalan. Suasana berbagi cerita secara psikologis
merupakan momentum penting untuk membentuk pasar. Selain itu dengan bercerita akan
mampu menghidupi motivasi pencapaian (achivement motivation) sehingga
pantas pantang menyerah.
Pertemuan waqiah menjadi instrumen mengasah semangat
wirausaha dan mendorong semua jamaah untuk saling mendoakan atas suksesnya
usaha anggota, baik yang sudah berjalan atau sedang tahap rintisan. Selain doa,
gesekan semangat turut menjadi motivasi anggota untuk meraih mimpi usaha tersebut
agar menuai sukses. Semoga jamaah waqiah mampu dimaknai sebagai jalinan menghidupkan
silaturahim dan berdampak bagi kesejahteraan keluarga anggota jamaah.Wallahu
A’lam Bi Al-Shawab.
No comments:
Post a Comment