Thursday, December 30, 2010

Ular Suci Dan Mitologi Tanah Lot

Pantai Lot, metanarasi. Kami sekeluarga menjejakkan kaki di Tanah Lot, Tabanan sekitar pukul 08.00 Waktu Bali pada 24 Desember 2010. Hari itu bertepatan dengan upacara sembahyang umat Hindu di Pura Pantai Lot. Sakramen umat Hindu ketika kami tiba telah digelar dan menandai bahwa Pantai Lot mentransformasi tiga dimensi, yakni dimensi naturalisme, humanisme dan teosentrisme.

Dimensi naturalisme mengimajinasikan bahwa eksotisme pantai Lot adalah kekayaan dan panorama yang menggambarkan betapa alam ini penuh warna dan aneka ragam. Dimensi humanisme seolah menandakan bahwa alam menginduksi manusia untuk memanjakan diri, tenggelam dalam euforia yang ditandai dengan proyek imajiner seperti mengambil foto dengan momen istimewa dan mengambil sudut pantai yang dianggap akan mewakili representasi diri dalam imaji fotografi. Di Pantai Tanah Lot ini, ketika memasuki pintu gapura, anda akan menjumpai sebuah suara muski tradisional gamelan dan nyanyian tradisional menambah lengkap bahwa Tanah adalah humanisme kreatif yang dilengkapi hidupnya kebudayaan masyarakat Tanah Lot. Sementara itu teosentrisme adalah gerak yang diisi oleh manusia yang berkehendak untuk memuja, memberi persembahan pada tuhan dan menandai proses komunikatif metafisika orang-orang Bali sekitar Pantai Lot.

Tridimensi gerak Pantai Tanah Lot memberikan makna tersendiri karena tidak berdimensi tunggal sebagaimana kalau menikmati pantai-pantai yang lain di Bali. Tridimensi ini menambah aspek kebermaknaan hidup kita saat berkunjung ke Tanah Lot. Pantai Tanah Lot bisa saya sebut sebagai bagian dari wisata religi juga.

Selain kita mampu mengambil sisi keindahan pemandangan pantai, gelombang laut, di situ terbangun megah sebuah Pura yang berada di atas batu karang di pinggir pantai. Untuk sampai di Pura ini, perlu untuk menyeberangi air laut. Tidak terlalu masuk ke laut, tetapi jika pasang, kalau kita ingin mengunjungi Pura, maka kita terpaksa sedikit menceburkan diri dan di situ disediakan pegangan tali agar penyeberangan kita menjadi aman. Di situ kita disadarkan sakramen dan ritual umat Hindu menyadarkan bahwa makna pluralisme begitu realistis. Kalau saya memaknai, bahwa perbedaan ritual dan cara-cara beribadah umat Hindu tidak saya pandang sebagai pandangan yang bernada aneh, tetapi menyadarkan saya bahwa ketuhanan adalah budaya dan idealisme yang mengakar dalam kesatuan multikultural. Proyeksi keberagamaan telah ditanam manusia dalam segala diktum humanisme. Simbol-simbol diciptakan untuk menjadi media metafora dan dimaknai dalam keragaman konteks kebaikan, keburukan, keselamatan, kematian dan sebagainya.
Keistimewaan Pantai Lot dilengkapi dengan mitologi setempat terkait dengan ular suci (holy snake). Konon ular suci Tanah Lot diyakini memiliki sejarah antropologi mitologis yang menjadi penyangga dari ancaman kejahatan dan kerusakan. Ular suci yang ada di Pantai Lot, menurut informasi Beli Made Panji, adalah jenis ular laut yang dikenal dengan Bungarus candidus dengan warna cincin melingkar hitam dan putih. Ular ini menurut dia, adalah jenis ular berbisa nomer ketiga dari jenis ular berbisa di dunia, setelah ular kobra dari India, ular derik Australia. Kategorisasi ini sudah pernah diteliti oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia, UGM dan Udayana.

Ular Suci, ini diyakini sebagai juru selamat Tanah Lot. Sebuah kisah, di saat ada seseorang yang berniat jahat di Tanah Lot, tiba-tiba ular ini datang menghampiri pelaku yang ingin berbuat jahat. Ular suci ini menyerang orang-orang yang akan berbuat kerusakan di Tanah Lot. Keganasan ular ini terangkum sebagai juru selamat terhadap ancaman kerusakan, tetapi ia jinak dan berdiam diri ketika berada di pinggir gua batu karang Pantai Lot nan eksotik.

Setiap pengunjung Pantai Lot, bahkan bisa memegang ular berbisa ini dengan tangan mereka tanpa khawatir serangan balik dari ular ini. Ular ini tidak bereaksi apa-apa. Sembari ditunggui oleh pawangnya, anda bisa memegang ular suci ini. Bagi anda yang berniat memegang ini, pawang ular ini meminta uang seikhlasnya, minimal seribu rupiah sebagai buah dari keinginan kita memegang ular ini. Hingga hari ini ular suci tanah lot belum pernah menyerang para pengunjung yang ingin menyentuhnya, padahal ular ini dikategorikan sebagai jenis ular berbisa nomer tiga di dunia.

Kepercayaan lain yang menambah unsur mitologis terhadap ular suci adalah dengan menyentuh dan mengelus-elusnya, sembari itu anda dapat berdoa agar keinginan dan permohonan yang selama ini belum terkabul atau punya hajat tertentu terkait cita-cita anda. Sebuah kisah, tergantung anda percaya atau tidak, tetapi menurut Made, itulah kenyataannya. Suatu kisah, ada seorang guru dari Yogyakarta yang sudah lama tidak mempunyai anak, ketika datang di Tanah Lot dan mengelus ular ini, dia berdoa untuk segera di karuniai anak, maka dalam waktu beberapa tahun, guru ini pada akhirnya dikaruniani seorang anak.

Selain itu, jika ada tanda-tanda alam atau bencana, ular laut ini menjadi pertanda dan isyarat bagi masyarakat Tanah Lot. Tanda yang dapat dikenali adalah jika masyarakat setempat melihat ada ratu atau raja ular laut yang muncul, biasanya berwarna merah, maka kemunculan ratu ular laut ini menjadi pertanda bahwa bencana telah datang. Bagi masyarakat sekitar, mereka akan berdoa memberi persembahan kepada dewa-dewa agar diberi keselamatan.Cerita ini menambah auro mitologis semakin menguat dan semakin membuktikan kesucian yang melegitimasi sebutan holy snake

Kepercayaan lain yang berkembang di Tanah Lot, yakni jika anda berkunjung di pantai ini, ada dapat meminta air keramat yang diyakini bisa menambah wajah anda awet muda. Anda bisa mengambil secukupnya, buat untuk mencuci muka anda, dan setelah itu menurut informasi dari bapak Made, setelah sampai di rumah, silahkan melihat wajah anda di cermin, niscaya perubahan wajah anda bisa saja kulit wajah anda akan nampak seperti kulit bayi, mulus, hilang kerutnya dan terpancar kembali muda.

Begitulah, eksotisme pantai Lot berdinamika dengan akar-akar mitologis yang menandai munculnya makna-makna kearifan lokal masyarakat di Tanah Lot. Anda boleh mempercayai atau sekedar menjadikan pengetahuan bahwa fakta antropologis Tanah Lot menandai hidupnya aktifitas dengan ragam budaya untuk memahami dinamika kemanusiaan dan munculnya diversitas spiritualitas masyarakat akan menambah bobot kesadaran kita tentang multikulturalisme. Semoga bisa menjadi informasi yang mencerahkan.

Monday, December 20, 2010

Pantai Sidem ; Eksotisme Hilir Sungai dan Air Laut

Tulungagung, Metanarasi. Tulungagung adalah satu dari sekian kabupaten yang berada di bagian selatan pulau jawa yang memiliki pantai selatan. Anda mungkin pernah berkunjung ke PANTAI POPOH atau setidaknya mendengar samar-samar. Pantai ini kaya akan mitologi masyarakat Tulungagung. Di Pantai ini metanarasi Nyai Roro Kidul didaur-ulang oleh masyarakat dan memperoleh momentum mistik dalam berbagai rupa. Kalau Pantai Popoh sudah amat terkenal, maka jika anda berkunjung ke sini jangan lupa mampir ke pantai Sidem.
Sidem tidak bisa dilepaskan dari sejarah penyelamatan kota Tulungagung dari banjir di tahun 1980-an. Di dekat pantai ini dibangun sebuah bendungan yang terkenal dengan nama Bendungan Niama. Sejak Niama didirikan, praktis Tulungagung bebas dari banjir dan sebutan pantai Sidem mulai tenar sebagai satu alternatif wisata selain pantai Popoh.

Sidem terletak bersebelahan dengan POPOH. Keduanya memiliki pintu masuk yang sama. Jadi jika anda berkunjung ke POPOH, jangan lupa anda juga dapat mengakses panorama pantai Sidem yang berada berselebahan dengan Popoh. Tepatnya, jika anda sampai di pintu masuk pantai Popoh, maka anda dapat langsung mengambil arah ke kanan, sementara untuk arah lurus akan langsung menuju ke pantai Popoh. Atau anda memilih ke pantai Popoh terlebih dahulu dan kemudian sepulang dari Popoh langsung mengambil jalur ke arah kiri menuju Sidem. Terserah, tergantung inisiatif anda dan rombongan. Mendahulukan melihat Popoh atau langsung menuju Sidem. Tetapi jika anda selama ini hanya terfokus ke Pantai Popoh sebenarnya anda merugi. Anda membayat tiket yang sama tetapi hanya bisa menikmati satu eksotisme laut selatan. Tetapi kalau anda berbelok juga ke Sidem berarti dengan satu harga tiket masuk, anda bisa menikmati eksotisme dua laut selatan yang amat berbeda.
Harga tiket masuk untuk satu orang sebesar Rp. 5.000,-. Tiket ini langsung dapat mengakses eksotisme Popoh dan Sidem dengan spirit yang berbeda. Jika Popoh, kita mendapati eksotisme pemandangan laut lepas, kumpulan nelayan, batu payung di seberang pantai dan berbelanja pernih aksesoris berbahan bebatuan laut, tetapi di Sidem kita mendapati pemandangan bagaimana dua air bertemu antara sifat air sungai dan laut.
Sidem adalah hilir sungai Tulungagung yang menjadi pusat kendali seluruh matarantai sungai di Tulungagung dari berbagai arah sehingga Tulungagung bisa terselamatkan dari banjir. Hilir ini kemudian menjadi pemandangan yang berbeda dan dapat dijadikan sebagai wisata baru untuk masyarakat Tulungagung dan sekitarnya. Jarak tempuh pantai ini sekitar 25 kilometer dari kota ke arah selatan. Jikalau anda tidak tahu lokasi pantai Sidem, anda bisa bertanya di sekitar kota Tulungagung, seperti di sekitar perempatan JEPUN atau perempatan TAMANAN dekat kota Tulungagung. Anda bisa bertanya pada tukang becak atau orang-orang di sekitar ini, pasti mereka akan tahu dan memberi petunjuk arah menuju pantai Sidem.
Apa keunikan pantai Sidem ? Persinggungan dua air sungai dan laut menjadi pemandangan yang indah. Anda dapat nongkrong didekat persinggungan dua jenis air yang sifatnya berbeda ini. Di situ anda merasakan gejolak batin bagaimana titik singgung antara air sungai dan air laut. Persinggungan ini seolah mengisyaratkan bahwa ada perbedaan nyata antara warna air sungai dan warna air laut. Pergolakan air sungai menandakan dinamika dan kekuatan air yang mahadahsyat. Gemuruh pertemuan ini juga bisa anda rasakan karena anda bisa melihat dari dekat. Mata anda juga bisa melihat panorama laut dan gunung membentang sepanjang pantai.
Pantai ini berbeda dengan pantai lain yang anda kunjungi. Pantai ini tidak dapat dijadikan sebagai tempat mandi karena sifat pantai ini berbahaya, yakni gelombang laut yang berbahaya. Namun hal itu tidak mengurangi eksotisme pantai Sidem. Anda dapat melihat kumpulan perahu nelayan dan bentangan keindahan laut sepanjang mata memandang. Persinggungan hilir sungai dan percampuran warna air antara air sungai dan air laut seolah mengisyaratkan ada dua kuasa tuhan yang bertemu. Jika anda renungi, niscaya anda akan tersentuh dan terhenyak sehingga spiritualitas akan mentasbihkan bagaimana kuasa tuhan yang menjelma kedalam realitas air yang mempertemuan dua sifat air yang berbeda melebur menjadi satu. Persinggungan dua air menjadi unik, menakjubkan dan eksotis. Kamera anda dapat anda gunakan sebagai penambah kegembiraan untuk mengabadikan sudut-sudut terpilih anda. Pantai Sidem dengan kamera akan menambah imajinasi dan ekspresi kegemberiaan anda.
Jika anda lapar atau merasa capek, anda dapat hanya duduk-duduk di dekat pertemuan dua air pantai Sidem. Jadi anda tidak perlu berjalan-jalan. Cukup duduk saja, anda sudah bisa menikmati leluasa keindahan pemandangan pantai Sidem. Karenanya di dekat pertemuan sungai dan laut, di tempat ini anda bisa menggelar tikar bersama keluarga. Anda bisa menikmati rujak yang dijajakan didekat pertemuan dua titik air yang memesona. Sembari menikmati semilir angin, anda juga dapat menambah menu dengan memesan kopi beraneka rasa. Nuansa hangat kopi, rasa rujak ulek yang pedas sambil menggelar tikar di bawah rerimbunan pohon kelapa menjadi situasi rekreasi anda dapat menyenangkan.
Anda tertarik dengan pantai Sidem ? Semoga bayangan ini menambah referensi liburan anda bersama keluarga.

Thursday, December 09, 2010

Mbak Jam dan Nasi Ampog Pasar Dinoyo

Jika anda berbelanja pagi hari di Pasar Dinoyo Malang, ada baiknya meluangkan waktu untuk sarapan pagi di warung mbak Jam. Tuntaskan dulu perjalanan anda untuk berbelanja, setelah agak capek, mungkin anda sempatkan mampir di warung yang terletak di agak ujung sebelah utara. Warung ini terletak di sebelah lorong lurus dari pintu masuk menuju arah utara. Jika sesampai anda di sekumpulan penjual pisang, ambil saja arah ke kanan. Kalau masih kebingungan, tanya saja pedagang di sekitar ini, pasti kenal dengan warung nasi ampog mbak Jam.
Tidak perlu jauh berbelok. Kira-kira sepuluh langkah anda silahkan menoleh ke kanan. Di situ ada warung mbak Jam. Performance mbak Jam, meskipun berada di pasar tradisional, tetapi dia selalu tampil rapi dan sedikit modis. Perempuan paruh baya akan mudah anda kenali. Jika ada warung dengan performance yang menarik dan modis, di situlah anda tidak perlu ragu. Langsung saja masuk di warung ukuran mungil dan tanyalah, apakah menjual nasi ampog (nasi yang terbuat dari jagung). Atau jika ragu, tanya saja di mana warung mbak jam. Jika sudah mendekat jalur lorong hingga mendekati ujung pasar, pasti para pedagang pasar mengenalnya.
Mengapa warung ini saya rekomendasikan. Mbak Jam adalah satu dari sekian pedagang di Pasar Dinoyo yang menjajakan makanan nasi ampog (nasi dicampur jagung) yang buka sejak dini hari. Perempuan asli Gondanglegi ini akan melayani anda dengan berbagai menu. Anda akan bisa memesan nasi ampog atau ampognya saja.
Bagi yang sudah terkena diabetes, makan ampognya (nasi jagung saja) akan memberikan alternatif menu pilihan yang bebas dari kandungan kadar gula dari kandungan karbohidrat. Tapi bagi anda yang normal dan menyukai nasi ampog, anda bisa memilih dan memesan sesuai selera anda. Bisa anda memesan ampognya saja atau nasi dicampur dengan ampog. Tergantung serela. Nasi ampog itu akan dicampur dengan menu tambahan urap-urap, dicampur sayur lodeh sedikit pedas, cendol, dan sejumlah lauk tambahan yang anda pesan. Selain itu akan diberi perenyah berupa peyek teri dan peyek kacang. Perpaduan ini serasa nikmat dan menambah gurih menu sarapan anda di pagi hari sambil meregangkan otot dan sembari  mengobati rasa lelah anda setelah berbelanja. Harga dijamin murah. Cukup untuk satu porsi orang dewasa dan satu gelas teh hangat, anda membutuhkan uang Rp. 4.000,-. Murah kan !
Saya sudah menikmati dan melanggan nasi ampog mbak Jam ketika berbelanja. Sesekali saya makan di lokasi itu sambil ngobrol ke sana kemari membaur dengan wicara mbak Jam dan sejumlah pelanggan. Sesekali juga mewawancarai terkait dengan cerita demonstrasi dan kesiapan menghadapi ancaman pembangunan mall di Pasar Dinoyo. Sembari asyik ngobrol, anda juga dapat mendampingi sarapan nasi ampog mbak Jam dengan secangkir kopi dan teh. Nikmat pagi di kerumunan Pasar Dinoyo menjadikan asah batin kita untuk selalu membaur dalam berbagai dinamika kehidupan manusia di pasar.
Kalau tidak ada waktu longgar makan di lokasi warung mbak Jam, tidak ada salahnya kalau anda memesan dan membungkus untuk oleh-oleh sarapan keluarga di rumah.
Untuk anak kos, sajian menu nasi ampog mbak Jam juga dapat disajikan sebagai buah sarapan pagi jika anda kebetulan melewati Pasar Dinoyo atau anda kebetulan indekos di dekat Pasar Dinoyo.
Ayo, tetap jaga lidah kita untuk tetap menjaga kepuasan menyantap sajian makanan tradisional ala jawa ini. Dengan begitu kita akan ikut melestarikan masakan dan makanan tradisional serta sembari melakukan pemihakan terhadap survivalitas gerak ekonomi pedagang tradisional, yang mungkin kalau lidah kita sendiri tidak adaptif, justru akan menggerus perekonomian yang bersumber dari kekayaan kreatifitas lokal.