Yah, Begitulah Jiwa
Melalui bait naratif pendek ini kutulis suara jiwa.
Puisi ini adalah luapan batin.
Sentuhan kedalaman makna terhadap yang kupuja.
Melalui puisi ini bahasa jiwaku menjadi ada.
Bersama puisi ini kegundahan hatiku manifes dalam jejaring makna.
Ketakterbatasan puisi ini, jiwaku melompati tabir-tabir.
Darinya aku tasbihkan cinta.
Bersamanya rindu kehadiranmu begitu nyata.
Kedekatanmu amat memanja.
Bisikmu membimbingku untuk selalu mengada.
Kuasamu ukir kedalaman nyaliku.
Tuk berani nyatakan bahasa jiwa.
Apakah ini diantara kuasa rahmanmu.
Juga bagian dari kemurahanmu.
Atau ridhomu terjelma bersama asah batinku.
Atau hanya rasaku yang kujelmakan untuk sampaikan gundah hati ini.
Atau takkuasaku menyatakan rindu padamu.
Bagaimana aku bisa gambarkan kenyataanmu.
Hadirmu tak kuasa kujelmakan.
Mendadak kau panggil aku !
Malang, Senin, 2/2/2009. 08.00 wib
No comments:
Post a Comment