Wednesday, April 22, 2009

Anakku Ranking 20

Beberapa hari ini, anak saya diberi raport hasil mid tes. Kebetulan kelas 1 SD..ketika ibunya memberitahu saya, dia berada pada ranking 20. Saya balik tanya, lalu setelah tahu ranking 20 lalu memangnya mengapa ? Saya kemudian nitip pesan pada istri saya jika sempat bertanya pada Ibu Guru anak saya, begini "ibu, apa gunanya ranking ini ?", setelah tahu anak saya ranking 20, lantas ibu guru (sekolah) mau mengapakan anak saya, atau saya sebagai orang tua harus berbuat apa, untuk apa ranking 20 itu pada anak saya. Atau mungkin dari sebagian orang tua ada yang gembira karena anaknya ranking 1, tetapi mungkin orang tua merasa gelisah, dan bahkan stress ketika anaknya berada di ranking 10 s/d yang terakhir. Mereka panik, gelisah, malu, atau gundah gulana dan berguman dalam hati “mengapa anak saya kok tidak pinter, berada di ranking paling banyak”. Jika anak juga mengerti, mungkin merasa malu, minder, tidak percaya diri atau bisa-bisa tidak mau sekolah gara-gara rankingnya dibawah terus”.


Apakah ranking menjadi alat diskriminasi baru di sekolah ? atau dirubah saja, kalau masih tabu untuk menghilangkan ranking, coba saja ibu guru, mengenali kelebihan anak-anak di satu kelas itu begini….”dalam cacatan raport ternyata anak absennya nomer 1..ternyata unggul di matematikanya, anak nomer absen 2 unggul di kemampuan naratifnya, yang satu unggul di kinestetiknya, yang satu unggul di menyanyinya, yang satu unggul di melukisnya, yang satu unggul di menulis puisinya…..jadi tidak ada yang didiskriminasi. Saya berpendapat sebagai orang tua anak yang sedang sekolah, lebih bangga melihat hasil ini daripada melihat ranking yang herarkhis seperti itu.

Bukankah Gardner mengujar bahwa kecerdasan orang itu multiple. Kalau Gardner mengatakan kecerdasan multiple itu ada 7, bisa jadi to dengan murid satu kelas yang berjumlah 20, bu guru menemukan 20 macam kecerdasan. Kalau saya sebagai orang tua tidak terlalu ambil pusing dengan ranking itu, yang penting saya tahu anak saya ternyata oralnya (kemampuan) imitasi verbal dan kinestetiknya lumayan bagus, jadi yaa…sekali-kali saya buat skrip pidato atau drama untuk dilatihkan pada dia dan sekali-kali saya acara berjoget atau menari ketika mendengar musik dangdut, jaza, rock atau musik-musik Islam….heee…jadi ikut menjadi anak-anak nih bapaknya…

5 comments:

Saiful said...

Wah anakku ranking 1 pur. Tapi nggak bangga2 amat, sebab utang saya banyak (he he, masih nyambung nggak ya? ho ho). Saya kira kebanggaan dan kebahagiaan tidak selalu seiring. Andaikata dikasih pilihan, bisa bayar utang atau anak ranking 20, mungkin saya milih kedua ha ha. Itulah saya maka menulis Arti Lapar bagi anak sekolah. wekekeke lha kok cocok sama blogku he he

MAHPUR said...

Wuakakaaaaa.....sama deh..setiap manusia emang merasa tidak puas..dan copingnya mungkin dengan membenarkan realitas melalui logika ilmiah, seperti kata freud, buat rasionalisasi

Mufid said...

iya pak sama seperti dengan "modifikasi"niat buruk menjadi niat baik.. bondo niat aja.. salam

Anonymous said...

http://lumerkoz.edu Welcome friends! http://talkingaboutwindows.com/members/Buy-Clarinex/default.aspx sagans http://www.comicspace.com/cardizem/ astonishment piano http://soundcloud.com/buy-allegra benefitted armknecht http://www.comicspace.com/esomeprazole/ cercarelli catered http://www.comicspace.com/buspar/ biscuit economica

Anonymous said...

http://lumerkoz.edu It is a very good thing, http://www.comicspace.com/amoxil/ compiling http://soundcloud.com/altace cheyletiella plats http://soundcloud.com/propecias pesic http://www.lovespeaks.org/profiles/blogs/buy-prilosec francs http://barborazychova.com/members/Buy-Plavix.aspx insuranceby bienios