Malang, Qita Online. Kesadaran terhadap alam kian menyusut. Perilaku manusia semakin merusak lingkungan dan berlaku tidak adil terhadap alam. Akibat ulah sebagian manusia, alam mulai berbalik menjadi ancaman. Cuaca dan perubahan iklim mengakibatkan terjadinya bencana.
Untuk menyampaikan pentingnya perlindungan terhadap alam oleh manusia, kiranya dibutuhkan pemahaman terbarukan tentang pengetahuan kita terhadap cara-cara memelihara alam. Manusia perlu selalu belajar menjaga alam. Sumber belajarnya pun bervariasi dan dapat dilakukan beragam cara yang menyenangkan dan menghibur.
Jika keluarga anda punya komitmen terhadap kesadaran lingkungan dan kemauan untuk memahami tata cara memelihara alam serta berbagai pengetahuan tentang pemihakan terhadap satwa yang mulai punah, kiranya tidak salah jika anda merencanakan pergi berwisata ke P-WEC (Petungsewu Wildlife Education Center).Anda dapat merencanakan dengan anggota keluarga. Di luar acara keluarga, P-WEC dapat juga digunakan untuk berbagai kegiatan kantor seperti workshop, pelatihan dan kegiatan lain yang membutuhkan tempat khusus di luar rutinitas di kantor. Anda juga dapat merencanakan outbond ke lokasi ini. P-WEC dapat anda temukan dengan mengetik kata kunci P-WEC di mesin pencari google, niscaya disitu akan anda temukan informasi lengkap tentangnya. Lokasi P-WEC berada di desa Petungsewu, Dau Kabupaten Malang. Jika ditempuh dari Dinoyo, jarak tempuh diperkirakan sejauh 9 km menuju arah Joyo Grand, Graha Dewata dan Petungsewu.
Saya, kebetulan baru sekali ini ke P-WEC. Acara ini diadakan oleh Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, tempat saya bekerja dengan agenda outbond. Tujuan kegiatan ini direncanakan sebagai media relaksasi melepas kepenatan kerja dan ketegangan hubungan setelah sekian lama tenaga kami selalu dikejar target. Friksi dan konflik kerapkali mewarnai kerja di kantor.
P-WEC diambil memberikan stimulus munculnya kesadaran baru terhadap pentingnya mengetahui dan melakukan konservasi atas ekosistem bumi, seperti hutan dan binatang. P-WEC yang didirikan oleh lembaga swadaya masyarakat bernama PROFAUNA pada akhir 2003 telah menyediakan tempat wisata yang bernuansa edukatif. Di lokasi ini terdapat berbagai pamflet dan pengingat bahwa manusia perlu menjaga ekosistem bumi. Kesalahan terhadap perilaku manusia akan mengancam kelangsungan bumi. Memberi kebebasan terhadap hewan-hewan liar merupakan kearifan yang perlu direstorasi dalam ingatan manusia. Dilarang berburu burung. Dilarang memperdagangkan hewan-hewan liar untuk kepentingan ekonomi. Anjuran menggunakan air sesuai kebutuhan. Memberi jaminan kehidupan terhadap satwa secara bebas. Semua kalimat sosialisasi dan penyadaran ini dapat anda baca ketika anda mulai memasuki dimensi-dimensi P-WEC. Semua dipajang di lorong jalan, di kamar mandi, di caffe, dan di semak-semak hutan.
Kalimat tersebut menjadi strategi kampanye dan menjadi kegiatan edukasi dan lierasi ramah lingkungan bagi para pengunjung. Untuk anak-anak, di sini disediakan pula outbond anak-anak. Sembari bermain, anda dapat menjadi pemandu pengetahuan anak-anak. Orang tua juga langsung menjadi guru pribadi untuk menanamkan kesadaran konservasi terhadap anak-anak. Di ruang makan (caffe) yang didesain naturalistik, anda dikelilingi pamflet yang berisi peringatan akan pentingnya kesadaran konservasi.
Anda juga dapat membaca sumber informasi majalah sambil makan. Sumber di majalah ini dapat pula anda replikasi untuk diceritaulang sebagai medium pembelajaran anak-anak. Jika anda cermat dan menyadarinya, berwisata di P-WEC mampu memberikan referensi betapa lalainya kita terhadap penjagaan ekosistem lingkungan hidup kita. P-WEC menjadi momentum berwisata yang mengajarkan perspektif kesadaran lingkungan.
Di P-WEC, juga tersedia fasilitas outbond dan pemandu wisata. Petugas ini akan menggiring anda untuk merambah semak-semak dan eksotisme pegunungan yang hutannya masih rindang. Anda juga dapat berjalan menikmati sumber air di sekitar tempat ini. Selain itu, anda juga dapat menikmati wisata petik jeruk yang berjarak 3 km dari P-WEC.
No comments:
Post a Comment