Friday, July 30, 2010
Mencumbumu
Rasanya aku ingin mengunjungimu, seketika pikirku membayang dirimu
Namun perjumpaan yang terpikir bertabir muara bencana
Bagaimana tidak, di kanan kiriku menyeruak cemburu
Naif, aku hanya bisa mengumpat dalam hati, bermuram durja dan muksa dalam imajinasi merindu
Kutulis dirimu dalam bait-bait puisi, mungkin akan terobati rindu ini
Meskipun itu tak mewakili hadirmu dalam dekap senyap berbius nafsu
Tumpah ruah bait-bait menguap liar membebaskan ketidakberdayaan
Lantang menyuarakan pendar hati yang tercincang rekat dalam talipati takdir
Sampai di sini aku hanya perlu mengumpat sendiri dalam sanubari yang terkoyak
Tiada hati yang bisa sendiri mengunci pesona kagum atas rona biru
Paling-paling aku hanya bisa mencumbumu melalui goresan tinta dan gerak kuas lukis untuk mereplikasi kehadiranmu
Aku selalu terjebak dalam dilema,
menantimu hadir nyata, atau cukup aku buat nyanyian jiwa seperti tarian jemari mengoles keyboard laptopku untuk membuat puisi-puisi naifku
Label:
puisi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment